AyahDidu adalah seorang pedagang sembako di sebuah pasar tradisonal. Jika selama satu bulan penghasilan Ayah Didu adalah Rp10.000.000,00 dan dia harus membayar pajak, jenis pajak yang harus dibayar A Fast Money. Kisah Pilu Pedagang Sembako di Sidoarjo, Suami Meninggal Saat Berstatus Terdakwa Kematian pedagang sembako di Pasar Larangan ini bakal berbuntut panjang dan keluarga Ken menuding telah terjadi praktik mafia peradilan di Sidoarjo. Rabu, 28 Juli 2021 Laporan Wartawan Gerald Leonardo Agustino PENJARINGAN - Rekaman video yang menampilkan seorang pemilik toko sembako dikerubungi pengunjungnya viral di media sosial. Dalam video yang diunggah akun Twitter arjuno_ireng01 tersebut, dikabarkan bahwa si pemilik toko yang merupakan perempuan setengah baya itu menjual barang sembakonya secara normal di tengah-tengah momen panic buying terkait geger virus corona Covid-19. Belakangan, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua WNI positif terinfeksi Covid-19, tak sedikit masyarakat yang langsung panik. Karena kepanikan massal tersebut, lantas terjadilah panic buying di sejumlah lokasi. Salah satunya di toko sembako yang viral itu. Dalam video tersebut, si pemilik toko dipuji pengunjung yang mengerubunginya lantaran tindakan terpujinya. Dirinya disebutkan tak mengambil kesempatan di tengah momen panic buying. Meskipun toko sembakonya diserbu pengunjung yang rela memborong dengan harga lebih tinggi, perempuan itu membatasi barang yang boleh dibeli. Ia pun mendapat pujian dari pengunjung yang mengerubunginya dan menyusul warganet yang melihat videonya. Setelah ditelusuri, perempuan dalam video itu bernama Susanna Indrayani. Perempuan berusia 57 tahun itu membuka toko sembako bernama Toko Erwin di Jalan K Teluk Gong, RT 06/RW 09, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat ditemui sore ini, Susanna tampak cukup kebingungan ketika tahu dirinya viral. Halaman selanjutnya >>> Oke, ini tulisan pertama ane di blog ini. Tulisan inin berkisah mengenai kisah seorang pedagang yang cukup saya kenal. Pedagang ini sudah memulai usahanya sekitar tahun 1989. Sebut saja namanya Pak Hafizh Hahahaha. Oke langsung saja kita mulai. Eng..Ing..Eng......! Pak Hafizh ini berlatang belakang sebagai anak dari seorang Ayah yang kaya raya pada saat itu, keluarganya cukup disegani dari dulu hingga sekarang. Ibu beliau sudah meninggal pada saat beliau masin anak-anak, ya sekitar kelas 6 SD. Semenjak itu, kehidupan beliau hancur, bisa dimaklumi bagaimana anak ditinggal seorang oleh seorang Ibu yang dicintainya. Kehidupan beliau mulai tak memiliki arah, bisa dikatakan sebagai anak yang nakal. Memiliki ibu tiri yang tidak mencintainya, memiliki ayah yang tidak terlalu memberikan perhatiaannya, serta memiliki harta yang tak pernah bisa disentuhnya. Singkat cerita beliau memiliki saudara kandung dan tiri belasan orang. Banyaaak hahaha Ketika beliau tamat SMA, beliau ingin kuliah di salah satu universitas negeri di kampung halaman beliau. Ketika semua temannya memiliki lebih dari satu formulir pendaftaran, beliau hanya memiliki 1 formulir. Dan ga lulus akhirnya, sementara teman-teman beliau berhasil masuk kuliah di universitas tersebut. Maklum ayah beliau tidak terlalu memperhatikannya. Selain itu, nilai beliau selama bersekolah juga tidak terlalu bagus. Beliau tidak berhasil kuliah, namun beliau bercita-cita menjadi seorang polisi seperti kakak laki-laki beliau. Namun, ayah beliau melarang beliau untuk masuk Polisi, ayah beliau melah meminta beliau untuk menjadi seorang pedagang saja. Karena menurut ayah beliau, Pak hafizh memiliki naluri bisnis yang sangat baik. Yah memang pak hafizh tak terlalu diperhatikan, namun Pak Hafizh selalu diajarkan oleh ayah beliau bagaimana cara menjalani bisnis, dan cara berdagang yang baik. Kehidupan yang keras mengajarkan beliau bagaimana menjalani hidup hingga sekarang ” Oke, akhirnya beliau menikah dengan seorang wanita yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah ibu beliau. Wanita inilah yang bisa merubah hidup dari Pak Hafizh. Kalau boleh jujur Pak Hafizh dulunya jarang beribadah, semenjak menikah Pak Hafizh sedikir demi sedikit mulai rajin dalam beribadah. Maklum wanita ini memiliki latar belajang agama yang kuat. Meski pernikahan mereka banyak ditentang oleh keluarga si wanita, karena Pak Hafizh terkenal sangat nakal dan ayah pak hafizh yang palyboy hahaha, keluarga istri paka hafizh takut nantinya pak hafizh juga ikutan palyboy. AHAHAHAH. Tahun 1988 beliau hijrah ke salah satu daerah yang memiliki pasar yang cukup hebat dulunya, sekarng sudah tidak lagi. Beliau mulai berdagang bersama istrinya dengan menggunakan gerobak, membawa barang dagangannya ke pasar pagi-pagi hingga malam hari. Beliau hanya diberikan modal oleh ayahnya sebuah vespa, kemudian beliau menjualnya untuk dijadikan modal untuk berdagang. Beliau tidak meminta lebih kepada ayahnya yang terkenal sangat disiplin dan keras. Disitulah awal kehidupan berdagang dari Pak Hafizh, dimulai dari menjajahkan sebuah gerobak menjajahkan dagangan untuk mencari sesuap makanan. Ketika saya tanya rumahnya, beliau hanya tinggal dirumah yang berdindingkan kayu, beratapkan dedaunan, lantai yang terbuat dari papan. Beliau tidur di atas lipatan kardus, bantal dari gulungan tali. Mandi dengan menggunakan air yang sangat keruh. Sejenak saya berpikir, bagaimana mungkin beliau hidup seperti itu sedangkan ayah beliau sangat kaya raya. Akhirnya setelah beberapa waktu beliau bisa menyewa sebuah warung kecil-kecilan dimana beliau tinggal di belakang warung tersebut. Saat itu beliau selalu dibantu berdagang oleh saudara istrinya saat berdagang, kadang-kadang istri beliau memberikan uang jajan kepada saudaranya tanpa sepengetahuan pak Hafizh saat itu. Tahun 1991 lahirlah anak pertama beliau, dan tahun 1992 lahirlah anak kedua beliau di istana gubuk beliau. Saat anaknya lahir, Pak Hafizh menangis pertama kalinya di depan istrinya, yah itulah pengakuan dari Istri beliau. Romantis yah Pak Hafizh punya satu prinsip yang sangat saya kagumi, bagaimanapun keadaan keuangan beliau, beliau tidak menginginkan makanan yang tidak bergizi untuk keluarganya. Oke singkat cerita, Tahun 1994 beliau memberanikan diri pindah ke salah satu ibukota kabupaten tempat beliau dilahirkan, menyewa sebuah ruko yang terbilang besar, padahal beliau tidak memiliki uang yang cukup untuk menyewanya. Beliau terinspirasi dari kakak iparnya yang sudah cukup sukses berdagang disana. Hidup beliau sedikir membaik, tidak kurang dan tidak lebih. Tahun 1996 lahirlah anak ketiga beliau, entah kenapa anak ketiga ini membawa kehidupan yang lebih baik bagi keluarga Pak Hafizh, beliau sudah memiliki langganan yang cukup banyak. Masih ingat krismon tahun 1998 dan 1999? Yah saat itu beliau berkeyakinan bahwa tahun berikutnya harga properti akan naik. Beliau membeli dua tanah, satu untuk membangun ruko untuk disewakan, satu untuk membangun rumah yang beliau tinggali sekarang. Ane kagum melihat insting buaya beliau yang sangat jeli, bagaimana beliau memiliki rumah yang besar dan ruko saat awalnya beliau hidup dalam kesusahan. Setelah membangun ruko dan rumah, beliau sudah tidak memiliki uang beliau, beliau menjalani hidup seperti biasanya, tak kurang dan tak lebih. Awal tahun 2000 beliau mengalami sedikit kompetisi berdagang yang sangat ketat, bayangkan ketika semua pedagang ramai-ramai menetapkan harga yang murah, beliau tetap beusaha mempertahankan harga. Bagi beliau, dalam berdagang yang dicari adalah uang, kalau pelanggan banyak, untuk Cuma 500 buat apa? Lebih baik 1 namun untung 5000. Wah benar juga. Untuk menghadapinya beliau membeli dua mobil secara kredit, satu mobil pribadi, dan satu mobil bak untuk menjajahkan dagangan ke daerah tertentu. Beliau berangkat dari siang hingga malam hari bergadang dengan menggunakan mobil ke suatu desa, dan istrinya yang manjaga toko. Hingga 2-3 tahun kehidupan beliau seperti itu, kemudian beliau sadar, beratnya usaha beliau saat itu tidak menghasilkan apa-apa, hanya cukup untuk makan. Bagi beliau itulah periode terberat beliau saat pindah. Tahun 2006 alhamdulillan beliau bisa berangkat haji bersama istrinya, dengan berat hati meninggalkan anak-anaknya. Saat beliau naik haji, anak-anaknya lah yang menjalankan usahanya. Semenjak anaknya masih kecil beliau sudah mengajarkan kepada anaknya bagaimana cara berdagang, mungkin masa kecil anaknya tidak bahagia hahaha bayangkan dari shubuh sudah harus membantu orang tuanya, dan sama sekali tidak memiliki waktu untuk menonton acara kartun kesukaannya. Begitulah cara beliau mendidik anaknya, sangat disiplin dalam segala aspek. Usaha beliau mengalami puncaknya setelah beliau naik haji, yah kira-kira omsetnya sekitar 500an juta tiap bulannya. Saat itu beliau mulai membeli tanah untuk dibangun ruko yang akan disewakan, hingga sekarang. Beliau tak pernah ingin hidup dalam kemewahan, tak pernah pakaian mahal yang dikenakannya, kata istri beliau semua dipersiapkan untuk anak-anaknya kelak. Sekarang kehidupan beliau berjalan dengan tenang, saat semua pedagang buka dari pagi hari dan tutup saat malam hari. Beliau mulai berdagang pada pukul dan tutup lagi pukul buka lagi pukul dan tutup lagi pukul Hanya 5,5 jam beliau berdagang, bagi beliau semuanya sudah tercukupi, beliau bersyukur atas apa yang diterimanya. Beliau hanya menikmati apa yang ada, anak pertama beliau sudah lulus S2, dua yang lainnya dalam perjalanan menyelesaikan S1. Bayangkan beliau hanya lulus SMA, bisa menyekolahkan anaknya hingga sejauh ini. Beliau tak pernah lagi merasakan kekurangan, ketika semua pedagang melakukan peminjaman sebagai modal untuk berdagang, namun tidak bagi beliau. Beliau mampu melayani konsumennya seperti keluarga sendiri, memberikan bantuan jika mereka mengalami kesusahan. Strategi beliau dululah yang membuat beliau seperti saat ini, beliau sadar bahwa kredit dalam bentuk apapun itu berbahaya. Beliau selalu memanfaatkan uang yang ada dengan investasi pada tanah dan ruko. Sehingga hasilnya dapat dituai di masa yang akan datang. Satu hal lagi yang saya ambil pelajaran dari beliau, usaha tanpa mendekatkan diri kepada pemilik kekayaan itu percuma dan sia-sia. Beliau sangat berterimakasih kepada Allah, istrinya, anak-anaknya, dan kepada ayah beliau yang sudah memberikan kehidupan yang disiplin di masa lalu. Terakhir saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana anaknya nanti mampu melebihi pencapaian ayahnya, dan bagaimana mereka membalas kebaikan orang tuanya?

kisah jatuh bangun seorang pedagang sembako